Jl. RP. Soeroso No. 25 9, Jakarta Pusat journal@idscipub.com
Berita

Digital PR Dorong Transformasi Kota Cerdas Jakarta dan Bandung

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Communica: Journal of Communication (Oktober 2025) menunjukkan bahwa strategi digital public relations (digital PR) mampu memperkuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat di era Smart Sustainable City (SSC).

Dua kota besar, Jakarta dan Bandung, menjadi contoh nyata bagaimana teknologi komunikasi digital berhasil mempercepat pelayanan publik, meningkatkan transparansi, dan memperkuat kepercayaan warga. Namun, penelitian ini juga menyoroti tantangan yang masih menghambat efektivitas komunikasi digital pemerintah, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan rendahnya literasi digital di sebagian kalangan masyarakat.

“Keberhasilan kota cerdas tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi pada seberapa kuat pemerintah membangun komunikasi dua arah dengan masyarakat,” tulis peneliti dalam hasil studinya.


Transformasi Komunikasi Publik di Era Digital

Urbanisasi yang pesat telah menjadi tantangan besar bagi banyak kota di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di kota besar seperti Jakarta dan Bandung menuntut tata kelola yang adaptif dan efisien. Konsep Smart Sustainable City (SSC) kemudian muncul sebagai solusi yang menggabungkan teknologi digital, prinsip keberlanjutan lingkungan, dan partisipasi warga.

Dalam kerangka ini, komunikasi publik memainkan peran krusial. Pemerintah tidak lagi sekadar menyampaikan informasi, tetapi harus membangun hubungan dua arah dengan warganya. Di sinilah digital PR berperan penting — mengubah pola komunikasi pemerintah dari birokratis menjadi partisipatif, cepat, dan transparan.


Jakarta: Kolaborasi Warga dan Teknologi

Jakarta menjadi pelopor penerapan digital PR melalui lembaga Jakarta Smart City (JSC). Aplikasi JAKI (Jakarta Kini) menjadi tulang punggung komunikasi digital antara pemerintah dan masyarakat.

Melalui fitur JakRespons, warga dapat melaporkan masalah kota seperti sampah, kemacetan, atau banjir dan memantau langsung proses penanganannya. Fitur lain seperti JakLingko, JakPangan, dan JakSehat memperluas fungsi JAKI menjadi aplikasi layanan publik terpadu.

Selain itu, sistem Community Rapid Response (CRM) mengintegrasikan empat kanal pengaduan — tatap muka, aplikasi, media sosial, dan email — sehingga laporan masyarakat dapat diproses lebih cepat dan transparan. Langkah-langkah ini terbukti efektif. Menurut laporan internal JSC, tingkat penyelesaian aduan warga meningkat hingga 60% lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.


Bandung: Partisipasi Publik Lewat Sadayana

Sementara itu, Bandung menerapkan pendekatan digital yang lebih kolaboratif lewat aplikasi Bandung Sadayana (Semua Digital Layanan Kota). Aplikasi ini menggabungkan layanan publik seperti pajak, izin usaha, dan pengaduan masyarakat dalam satu sistem terpadu.

Fitur Citizen Journalism menjadi inovasi menarik. Warga dapat menulis laporan atau berbagi informasi langsung kepada pemerintah kota dan masyarakat lain. Hal ini menciptakan komunikasi dua arah yang lebih dinamis.

Selain itu, akun Instagram @humas_bandung dan @bandungsiaga112 menjadi kanal efektif untuk memperkuat komunikasi publik. Pemerintah kota aktif merespons laporan warga, mengunggah pembaruan penanganan, dan menyebarkan informasi darurat dengan cepat.


Tantangan: Literasi dan Kesiapan SDM

  1. Masih banyak aparatur pemerintah yang belum memiliki keterampilan digital memadai.
  2. Literasi digital masyarakat belum merata, terutama di kalangan lansia dan kelompok berpendidikan rendah.
  3. Pola komunikasi satu arah masih dominan. Walau kanal umpan balik sudah dibuka, warga belum selalu merasa didengar.

Data dan Fakta: Mengapa Digital PR Penting?

Digitalisasi kota membawa dampak besar pada efisiensi komunikasi publik.

  • Penetrasi internet di Pulau Jawa mencapai 84,69% (Katadata, 2025) — tertinggi di Indonesia.
  • Warga aktif di platform seperti Instagram, X (Twitter), dan TikTok untuk menyuarakan aspirasi mereka.
  • Pengguna media sosial di Jakarta dan Bandung aktif mengikuti akun resmi pemerintah kota.

Data tersebut memperlihatkan peluang besar bagi pemerintah untuk memanfaatkan media digital sebagai jembatan komunikasi dan transparansi kebijakan.


Peluang Kolaborasi dan Inovasi ke Depan

Penelitian ini menilai bahwa Jakarta dan Bandung masih punya ruang besar untuk memperluas peran digital PR.
Pemerintah dapat memperkuat kolaborasi dengan:

  • Komunitas digital dan startup lokal dalam inovasi aplikasi layanan publik.
  • Akademisi dan lembaga riset untuk pengembangan literasi digital warga.
  • Influencer edukatif untuk mengkomunikasikan kebijakan publik secara kreatif di media sosial.

Dengan strategi yang tepat, komunikasi publik berbasis digital tidak hanya efisien, tetapi juga humanis — menyentuh sisi emosional warga dan membangun kepercayaan jangka panjang.


Kesimpulan: Kota Cerdas Harus Berbasis Komunikasi Cerdas

Peneliti yang melakukan studi di Jakarta dan Bandung membuktikan bahwa digital PR menjadi kunci menuju tata kelola kota yang transparan, efisien, dan partisipatif. Teknologi hanyalah alat; keberhasilan sejati bergantung pada bagaimana pemerintah dan warga berkomunikasi.

Jika pemerintah dan masyarakat terus meningkatkan literasi digital serta memperkuat komunikasi dua arah, mereka akan menjadikan Smart Sustainable City bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai masa depan kota yang lebih terbuka, inklusif, dan manusiawi.

Jika kamu memiliki penelitian serupa dan ingin menerbitkannya di jurnal ilmiah nasional atau internasional, IDSCIPUB siap mendampingi.

Tinggalkan Balasan