
Asuransi kesehatan memperkuat akses layanan medis dan melindungi kelompok rentan. Program ini meringankan biaya, memperluas akses layanan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, faktor sosio-ekonomi, rendahnya literasi kesehatan, dan infrastruktur yang tidak merata tetap menciptakan kesenjangan.
Asuransi Kesehatan Membuka Akses
Di era modern, biaya berobat terus meningkat. Banyak orang kesulitan menjangkau rumah sakit tanpa asuransi kesehatan. Program asuransi memberi solusi, karena membuat masyarakat lebih berani memanfaatkan layanan medis tanpa terbebani biaya besar.
Contohnya, di Indonesia, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memperluas layanan kesehatan ibu, anak, dan layanan dasar. Di Uganda, skema Community-Based Health Insurance (CBHI) meningkatkan kunjungan rawat jalan hingga 30%. Di Kenya, Universal Health Coverage (UHC) membuat masyarakat miskin lebih sering mengakses layanan primer.
Data Statistik Manfaat Asuransi Kesehatan di Berbagai Negara
Penelitian ini menegaskan bahwa asuransi kesehatan mampu:
- Mengurangi hambatan biaya: di Taiwan, peserta asuransi lebih sering mengakses layanan spesialis.
- Meningkatkan pemanfaatan layanan: di Kenya, jumlah kunjungan ke layanan primer meningkat setelah ada UHC.
- Memperkuat kesehatan masyarakat: di Ethiopia, program CBHI menekan beban pengeluaran medis keluarga miskin.
Namun, masalah tetap muncul. Di Ghana, 43% responden menilai premi terlalu mahal. Di Indonesia, 34% biaya kesehatan masih berasal dari kantong pribadi, meskipun JKN sudah berjalan.
Hambatan yang Membayangi
Selain biaya, faktor sosial dan budaya juga memengaruhi.
- Di Bangladesh, pekerja formal lebih banyak ikut asuransi dibanding sektor informal.
- Di Kenya, rendahnya literasi kesehatan membuat masyarakat enggan mendaftar meski program tersedia.
Artinya, asuransi kesehatan tidak cukup hanya hadir sebagai kebijakan. Edukasi publik juga penting agar masyarakat memahami manfaatnya.
Peran Teknologi Digital dalam Sistem Asuransi Kesehatan
Beberapa negara mulai mengandalkan teknologi digital untuk memperbaiki sistem. Di Kenya dan Uganda, pendaftaran dan klaim berbasis digital mempercepat proses administrasi.
Namun, penerapan teknologi ini juga menghadapi hambatan, seperti infrastruktur internet yang belum merata, kesenjangan literasi digital, dan kurangnya tenaga medis terlatih dalam sistem digital.
Tantangan Global
Penelitian juga menemukan beberapa masalah umum dalam pelaksanaan, yaitu:
- Pendanaan terbatas bila hanya mengandalkan anggaran pemerintah.
- Kurangnya tenaga medis, seperti kasus di Ghana.
- Ketimpangan layanan antara kota dan desa, yang membuat asuransi tidak selalu bisa digunakan secara optimal.
Implikasi bagi Indonesia
Program JKN di Indonesia jelas sudah membawa dampak positif. Namun, ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki, antara lain:
- Menurunkan beban biaya masyarakat miskin,
- Memeratakan kualitas layanan kesehatan,
- Meningkatkan literasi kesehatan, terutama di pedesaan,
- Membangun infrastruktur layanan yang lebih merata.
Menurut penulis, “Asuransi kesehatan memang memperluas akses. Tetapi tanpa literasi masyarakat dan pemerataan layanan, manfaatnya belum optimal.”
Asuransi Kesehatan Kunci Akses Layanan Berkualitas
Asuransi kesehatan adalah instrumen penting untuk memperluas akses layanan, menekan biaya, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Namun, hambatan finansial, literasi, dan infrastruktur membuat manfaatnya belum sepenuhnya dirasakan.
Jika pemerintah memperkuat pendanaan, meningkatkan edukasi publik, memanfaatkan teknologi digital, dan memeratakan kualitas layanan, maka cita-cita Universal Health Coverage (UHC) bisa terwujud: setiap orang mendapat layanan kesehatan layak tanpa terbebani biaya.
Jika kamu memiliki penelitian serupa dan ingin menerbitkannya di jurnal ilmiah nasional atau internasional, IDSCIPUB siap mendampingi.

