Jl. RP. Soeroso No. 25 9, Jakarta Pusat journal@idscipub.com
Berita

Kepemimpinan Perempuan Tingkatkan Fleksibilitas Kerja Karyawan

Penelitian terbaru dalam Ilomata International Journal of Social Science (2025) menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan mendorong fleksibilitas kerja (Flexible Work Arrangements/FWA) di industri keuangan Indonesia. Lebih jauh lagi, penelitian ini juga menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan membantu karyawan mencapai Work-Life Balance (WLB), yaitu keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Tantangan Work-Life Balance di Dunia Kerja Modern

Banyak karyawan menghadapi jam kerja panjang, target tinggi, dan tekanan psikologis. Situasi ini tentu menyulitkan mereka untuk menjaga keseimbangan hidup. Oleh karena itu, peran pemimpin perempuan menjadi sangat penting, karena mereka lebih peka terhadap kebutuhan karyawan. Selain itu, mereka aktif mendorong kebijakan kerja fleksibel yang memberikan ruang bagi karyawan untuk mengatur waktu kerja dengan lebih sehat.

Riset di Industri Keuangan

Penelitian ini melibatkan 110 karyawan industri keuangan di Jakarta dan Jawa Barat. Mayoritas responden berasal dari generasi milenial dan Gen Z. Dari total responden, 85 orang bekerja di sektor perbankan, sementara 65 orang memiliki pengalaman kerja 1–3 tahun

Meskipun hanya 43 responden dipimpin langsung oleh perempuan, sebanyak 78 responden pernah merasakan kepemimpinan perempuan. Dengan demikian, data ini cukup kuat untuk menggambarkan pengaruh nyata pemimpin perempuan terhadap fleksibilitas kerja.

Data Statistik Hubungan Kepemimpinan Perempuan dan Work-Life Balance

Analisis data membuktikan hasil yang signifikan:

  • Kepemimpinan perempuan → FWA: berpengaruh sangat kuat (koefisien 0,812).
  • Kepemimpinan perempuan → WLB: berpengaruh signifikan (koefisien 0,705).
  • WLB → FWA: berpengaruh positif (koefisien 0,114).
  • WLB sebagai perantara: terbukti kuat (koefisien 0,572)

Dengan kata lain, pemimpin perempuan tidak hanya mendorong fleksibilitas kerja secara langsung, tetapi juga membangun keseimbangan hidup yang memperkuat efek tersebut. Oleh karena itu, hasil penelitian ini memberikan bukti nyata pentingnya peran pemimpin perempuan dalam dunia kerja.

Tren Fleksibilitas Pasca-Pandemi

Pandemi COVID-19 mempercepat tren kerja fleksibel di berbagai negara. Survei McKinsey (2022) mencatat bahwa:

  • 58% pekerja di AS bekerja dari rumah minimal sekali seminggu.
  • 35% pekerja di AS bekerja penuh dari rumah.

Di Indonesia, 24,5% perusahaan menerapkan fleksibilitas kerja pada 2021 menurut Kemnaker. Sementara itu, sektor keuangan menjadi salah satu yang paling cepat beradaptasi, karena beban kerja yang tinggi justru menuntut adanya keseimbangan hidup. Bahkan, banyak perusahaan kini melihat fleksibilitas sebagai strategi utama untuk mempertahankan talenta terbaik.

Mengapa Kepemimpinan Perempuan Berbeda dalam Mencapai Budaya Kerja Sehat?

Pemimpin perempuan biasanya menggunakan gaya transformasional dan partisipatif. Selain itu, mereka menunjukkan empati lebih besar, memperhatikan beban kerja sekaligus tanggung jawab keluarga, dan mendukung inovasi dalam sistem kerja.

Menurut peneliti utama “Kepemimpinan perempuan bukan sekadar soal kesetaraan gender. Mereka membawa perspektif baru yang peduli pada keseimbangan hidup. Dukungan terhadap fleksibilitas kerja menjadi bukti nyata kontribusi mereka.”

Dengan demikian, pemimpin perempuan terbukti menurunkan tingkat stres sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan. Terlebih lagi, gaya ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan produktif.

Implikasi Kepemimpinan Perempuan terhadap Fleksibilitas Kerja Perusahaan

Penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi praktis, yaitu:

  1. Perusahaan perlu menambah jumlah perempuan di posisi kepemimpinan.
  2. Manajemen sebaiknya menyediakan pelatihan tentang WLB dan FWA.
  3. Forum berbagi pengalaman antar pemimpin perempuan bisa memperkuat praktik terbaik.
  4. Evaluasi kinerja manajerial perlu memasukkan indikator dukungan fleksibilitas kerja.
  5. Fleksibilitas kerja dapat menjadi strategi utama untuk mempertahankan talenta jangka panjang.

Kesimpulannya, kepemimpinan perempuan membawa dampak nyata bagi dunia kerja modern. Oleh karena itu, mereka tidak hanya menjadi simbol kesetaraan gender, tetapi juga agen perubahan. Dengan demikian, industri keuangan dapat mengembangkan budaya kerja yang lebih sehat, fleksibel, dan produktif ketika memberi ruang lebih besar bagi pemimpin perempuan.

Jika kamu memiliki penelitian serupa dan ingin menerbitkannya di jurnal ilmiah nasional atau internasional, IDSCIPUB siap mendampingi.

Tinggalkan Balasan