Jl. RP. Soeroso No. 25 9, Jakarta Pusat [email protected]
Artikel

Cara Penulisan Sitasi yang Baik dan Benar

Dalam dunia akademik, cara penulisan sitasi yang baik dan benar sangat penting. Sitasi tidak hanya menunjukkan sumber rujukan, tetapi juga menjaga integritas akademik agar karya ilmiah terbebas dari plagiarisme. Bagi dosen, mahasiswa S2/S3, maupun peneliti, memahami aturan sitasi menjadi langkah krusial.

Oleh karena itu, artikel ini membahas pengertian sitasi, fungsi, berbagai gaya penulisan, hingga tips praktis agar sitasi Anda sesuai standar internasional. Selain itu, pembahasan akan disertai contoh konkret sehingga lebih mudah dipahami.

Apa Itu Sitasi?

Sitasi berarti menyebutkan sumber referensi yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Tujuannya memberikan penghargaan kepada penulis asli dan menunjukkan bahwa argumen memiliki dasar ilmiah.

Selain itu, menurut American Psychological Association (APA), sitasi memperkuat kredibilitas tulisan sekaligus memudahkan pembaca menelusuri sumber aslinya. Dengan demikian, sitasi menjadi bagian tak terpisahkan dari publikasi ilmiah.

Fungsi Sitasi dalam Karya Ilmiah

Penulisan sitasi yang tepat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

  • Menghindari plagiarisme dengan mencatat sumber kutipan secara jelas.

  • Meningkatkan kredibilitas tulisan di mata pembaca maupun reviewer jurnal.

  • Mempermudah penelusuran sumber referensi asli.

  • Mendukung argumentasi yang dibuat penulis.

Akibatnya, tanpa sitasi, sebuah karya ilmiah akan terlihat lemah karena tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas. Bahkan, naskah berpotensi ditolak oleh jurnal bereputasi.

Jenis-Jenis Sitasi

Ada dua bentuk sitasi yang umum digunakan. Pertama, sitasi langsung. Kedua, sitasi tidak langsung.

1. Sitasi Langsung

Sitasi langsung berarti mengutip kata demi kata dari sumber asli. Penulis menandai kutipan dengan tanda kutip (“…”). Misalnya:

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” (Mandela, 1994).

Selain itu, sitasi langsung biasanya digunakan ketika penulis ingin mempertahankan gaya bahasa penulis asli.

2. Sitasi Tidak Langsung

Sitasi tidak langsung berarti penulis menyampaikan kembali ide sumber dengan parafrasa. Sebagai contoh:

Mandela (1994) menyatakan bahwa pendidikan merupakan senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.

Dengan demikian, sitasi tidak langsung lebih fleksibel karena memungkinkan penulis menggunakan gaya bahasa sendiri.

Gaya Penulisan Sitasi

Beberapa gaya sitasi yang umum digunakan di dunia akademik adalah sebagai berikut:

1. Gaya APA (American Psychological Association)

Bidang ilmu sosial banyak menggunakan gaya ini. Oleh karena itu, format sitasi dalam teks biasanya seperti:

  • Nama penulis dan tahun: (Smith, 2020).

  • Daftar pustaka: Smith, J. (2020). Education for All. New York: Routledge.

2. Gaya MLA (Modern Language Association)

Humaniora biasanya menerapkan gaya ini. Misalnya, format sitasi dalam teks berbentuk:

  • (Smith 45) → merujuk pada halaman ke-45.

  • Daftar pustaka: Smith, John. Education for All. Routledge, 2020.

Selain itu, gaya ini lebih ringkas karena hanya menampilkan nama penulis dan halaman.

3. Gaya Chicago

Sejarah, filsafat, dan seni lebih sering memakai gaya ini. Selain itu, gaya ini memungkinkan penulis mencatat sumber dalam bentuk footnote atau endnote. Contoh footnote:

  1. John Smith, Education for All (New York: Routledge, 2020), 45.

Dengan kata lain, gaya Chicago memberi fleksibilitas lebih bagi penulis.

Contoh Sitasi Berdasarkan Gaya Penulisan

Agar lebih jelas, berikut contoh tabel perbandingan gaya sitasi:

Gaya Sitasi Contoh dalam Teks Contoh Daftar Pustaka
APA (Smith, 2020) Smith, J. (2020). Education for All. Routledge.
MLA (Smith 45) Smith, John. Education for All. Routledge, 2020.
Chicago ^1 John Smith, Education for All (New York: Routledge, 2020), 45. Smith, John. Education for All. New York: Routledge, 2020.

Tabel ini membantu pembaca membedakan gaya sitasi sesuai kebutuhan.

Tips Praktis Menulis Sitasi

Supaya sitasi lebih rapi dan sesuai standar, ikuti tips berikut:

  • Gunakan software manajemen referensi:

    Menulis sitasi manual sering membingungkan. Untuk itu, gunakan software manajemen referensi seperti:

    • Mendeley: Gratis, mudah digunakan, terintegrasi dengan Microsoft Word.

    • Zotero: Open-source, mendukung berbagai browser, dan fleksibel untuk semua gaya sitasi.

    • EndNote: Premium, banyak digunakan oleh peneliti profesional, mendukung ribuan gaya sitasi.

    Software ini membantu menyimpan referensi, menyusun daftar pustaka otomatis, serta menyesuaikan gaya sitasi sesuai kebutuhan jurnal.

  • Selain itu, selalu cek aturan jurnal atau universitas, karena setiap institusi memiliki standar berbeda.

  • Jika mengutip lebih dari 40 kata (APA), tuliskan dalam blok kutipan.

  • Akibatnya, setiap sitasi dalam teks harus sesuai dengan daftar pustaka.

  • Selanjutnya, pastikan konsistensi format dari awal hingga akhir tulisan.

Kesalahan Umum dalam Penulisan Sitasi

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

  • Menyebutkan sumber di teks tetapi tidak menuliskannya di daftar pustaka.

  • Memakai gaya sitasi yang tidak konsisten.

  • Mengutip langsung tanpa mencantumkan nomor halaman.

  • Menyalin daftar pustaka tanpa memeriksa format.

Oleh sebab itu, penulis perlu lebih teliti agar jurnal bereputasi menerima naskahnya. Sebaliknya, jika penulis mengabaikan aturan sitasi, ia akan menghadapi risiko penolakan yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Memahami cara penulisan sitasi yang baik dan benar menjadi langkah penting untuk menghasilkan karya ilmiah berkualitas. Sitasi yang tepat membantu penulis menghindari plagiarisme, meningkatkan kredibilitas, serta memudahkan pembaca menelusuri sumber asli.

Dengan demikian, jika Anda ingin artikel ilmiah lebih siap terbit di jurnal bereputasi, Anda harus memastikan sitasi mengikuti standar gaya yang diminta. Pada akhirnya, ketelitian dalam sitasi akan berkontribusi pada reputasi akademik yang lebih baik.

Butuh bantuan publikasi jurnal? Kunjungi IDSCIPUB untuk layanan publikasi dan pendampingan karya ilmiah.

Tinggalkan Balasan