
Kecerdasan Emosional dan Kompetensi Tingkatkan Kinerja Guru
Peningkatan kinerja guru sangat krusial dalam mendongkrak mutu pendidikan nasional. Survei UNESCO menunjukkan Indonesia masih berada di peringkat ke-10 dari 14 negara di Asia-Pasifik. Salah satu elemen utama yang memengaruhi kualitas guru adalah kecerdasan emosional dan kompetensi yang dimiliki.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Gugus KH. Zainal Mustafa, Cikalong Wetan—yang terdiri dari sembilan sekolah dasar—menyoroti secara khusus pengaruh dua faktor tersebut terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi linier berganda dan melibatkan seluruh populasi guru sebanyak 91 orang.
Temuan Utama:
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar guru berada pada kategori usia produktif (31–40 tahun), mayoritas perempuan, berpendidikan S1, dan memiliki masa kerja 6–15 tahun. Dalam hal kecerdasan emosional, guru dinilai cukup tinggi (skor 3,80), menunjukkan kemampuan mengenali emosi pribadi meski masih perlu ditingkatkan dalam membangun hubungan antarpribadi di sekolah.
Sementara itu, kompetensi guru tergolong baik (skor 3,85), terlihat dari ketekunan dalam mengajar, meskipun masih ada tantangan dalam menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa. Rata-rata kinerja guru juga berada pada level baik (skor 3,85), khususnya dalam hal memberi ruang partisipasi kepada siswa—namun masih minim dalam hal penggunaan teknologi.
Secara statistik, pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja guru tercatat sebesar 22,4%, sementara kompetensi memberikan pengaruh sebesar 24,7%. Jika digabungkan, kedua variabel ini secara simultan memengaruhi kinerja guru sebesar 40%. Artinya, kedua faktor ini saling menguatkan dan layak menjadi prioritas dalam program peningkatan kualitas pendidikan.
Namun, beberapa tantangan masih perlu diatasi, seperti:
- Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan kebutuhan pendidikan dasar.
- Kesulitan menerapkan metode mengajar sesuai karakteristik siswa.
- Rendahnya integrasi teknologi dalam proses belajar.
Untuk menjawab tantangan tersebut, direkomendasikan:
- Pelatihan pengelolaan emosi dan komunikasi efektif bagi guru.
- Workshop peningkatan kompetensi berbasis inovasi pengajaran.
- Dorongan kuat untuk pemanfaatan teknologi digital di kelas.
Penelitian ini menegaskan bahwa membangun guru yang cerdas secara emosional dan kompeten secara profesional merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang positif, sehat, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Kamu punya penelitian seputar peningkatan kualitas guru, inovasi pembelajaran, atau psikologi pendidikan?
IDSCIPUB siap bantu kamu mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Kami mendampingi dari penulisan hingga submit, secara profesional dan terpercaya.
Source : https://journal.idscipub.com/commercium/article/view/374
