
Summit of the Future: Harapan Baru Pembangunan Papua dan SDGs Indonesia
Di era globalisasi, kerja sama internasional menjadi strategi utama bagi negara-negara untuk mendorong kesejahteraan rakyatnya. Bagi Indonesia, partisipasi aktif dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs) sejak 2015 menjadi komitmen besar dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Namun, tantangan besar terus bermunculan. Pandemi COVID-19 dan konflik global seperti perang Rusia-Ukraina sempat mengalihkan perhatian dunia dari target SDGs. Dana untuk pembangunan pun banyak terserap ke sektor darurat, memperlambat capaian yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.
Realita Tantangan SDGs di Indonesia: Papua Jadi Sorotan
Indonesia terus berupaya menjalankan SDGs, namun ketimpangan pembangunan masih menjadi tantangan nyata. Perbedaan kemajuan antara wilayah Jawa dan Papua, keterbatasan infrastruktur, serta ketidakmerataan ekonomi membuat daerah seperti Papua tertinggal jauh.
Di Papua, proyek kerja sama seperti dengan PT Freeport atau PT Korindo Asiki justru menimbulkan ketidakpuasan di masyarakat karena minimnya manfaat langsung yang dirasakan warga lokal. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari proyek besar, tetapi juga dari pelibatan aktif masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Summit of the Future: Peluang Baru dalam Kerja Sama Global
Keikutsertaan Indonesia dalam Summit of the Future 2024 menjadi langkah strategis untuk memperkuat diplomasi pembangunan. Pertemuan tingkat tinggi ini melahirkan dokumen penting bernama A Pact of the Future, yang mencakup lima isu utama global:
- Pembangunan berkelanjutan dan pembiayaan pembangunan.
- Perdamaian dan keamanan internasional.
- Inovasi sains, teknologi, dan kerja sama digital.
- Generasi muda dan masa depan.
- Transformasi tata kelola global.
Salah satu poin penting dari perjanjian ini adalah komitmen menutup kesenjangan pembiayaan pembangunan dan mendorong investasi untuk generasi muda. Ini menjadi sinyal positif bahwa daerah-daerah tertinggal seperti Papua berpotensi mendapatkan akses lebih besar terhadap kolaborasi internasional dan pembiayaan yang adil.
Kemajuan SDGs Indonesia dan Arah ke Depan
Indonesia mencatat kemajuan signifikan dengan naiknya peringkat global SDGs dari posisi 102 pada 2019 menjadi posisi 75 pada 2023. Namun, angka tersebut belum mencerminkan distribusi yang merata di semua wilayah.
Summit of the Future membuka ruang bagi pendekatan pembangunan yang lebih adil dan partisipatif. Namun, implementasi nyata di Papua belum terlihat signifikan. Diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta lembaga internasional untuk memastikan masyarakat Papua tidak lagi hanya menjadi objek, tetapi subjek aktif pembangunan.
Summit of the Future memberi harapan baru bagi Indonesia, khususnya dalam membangun Papua secara lebih adil dan inklusif. Agenda pembangunan berkelanjutan tak akan berhasil jika tidak menyentuh akar masalah ketimpangan wilayah dan kurangnya keterlibatan masyarakat lokal. Saatnya mendorong pembangunan yang tidak hanya megah di angka, tapi juga terasa manfaatnya oleh setiap warga negara. Keterlibatan masyarakat Papua harus menjadi prioritas dalam setiap kebijakan global yang diadopsi Indonesia.
Apakah kamu sedang meneliti pembangunan daerah, diplomasi internasional, atau implementasi SDGs? IDSCIPUB siap mendampingi proses publikasi ilmiah ke jurnal nasional dan internasional bereputasi. Mulai dari penulisan, penyuntingan, hingga submit, kami bantu profesional dan terpercaya.
Source : https://journal.idscipub.com/politeia/article/view/365
